Mau
tidak mau Cyberpolitics telah menjadi kampanye politik bagi setiap stake
holder politik, terutama bagi mereka yang akan berkontestasi dalam
kompetisi pemilihan politik. Aktivisme politik sudah mulai digantikan oleh
bentuk komunikasi secara virtual. Cyberpolitics dengan demikian dapat membantu
demokrasi berjalan sebagaimana mestinya.
“Oleh karena itu kepekaan masyarakat terhadap cyberpolitics harus semakin tajam karena ditengah ramainya komunikasi politik pada saat ini perlu disaring/disensor terlebih dahulu akan kebenaran dari ini berita-berita yang disajikan oleh berbagai media-media yang isinya berupa kandungan-kandungan politik”, Ujar pemerhati politik Eddy Kurniawan S.Sos.
Kita
harus meneliti kandungan informasi tersebut, bias saja isinya berupa pemalsuan,
berita yang tidak benar, berita untuk mengadu-domba. Politik adu domba atau politik pecah belah
(devide et impera, bahasa Belanda) sebenarnya adalah kombinasi strategi
politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan
dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih
mudah ditaklukkan. Dalam konteks lain, politik pecah belah juga berarti
mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu menjadi sebuah kelompok besar
yang lebih kuat.
Politik adu domba pihak-pihak
yang tidak mau melihat negara kita ini aman dan tentram. Mereka menginginkan
kita sebagai anak bangsa terpecah belah. Dengan itu, sehingga memudahkan pihak
tersebut menggenggam negara ini. Jadi ada pihak-pihak yang ingin menghancurkan negara
ini dan mencari keuntungan akibat kekacauan dan kelemahan yang terjadi akibat
politik tersebut.
Untuk itu, pemalsuan oleh media online yang tidak bertanggung-jawab yang terjadi saat ini, mengisyaratkan bahwa politik adu domba diciptakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab wajib kita lawan bersama, kita tidak mempercayai informasi yang disampaikan media online yang berisikan berita-berita palsu.
Penulis:
ek
Sumber
:
https://news.detik.com
https://jurnal.dpr.go.id
0 comments:
Posting Komentar
KOMENTAR